top of page
Blog: Blog2
Search

Kegiatan Pemasaran Sosial Anti Rokok di SMPN 5 DEPOK, Jawa Barat

  • Writer: Pras
    Pras
  • Apr 5, 2019
  • 10 min read

Latar Belakang

Menurut PP. RI. No. 109 Tahun 2012, rokok adalah produk tembakau yang penggunaannya dengan cara dibakar dan dihisap asapnya dan/atau dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotinia rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Menggunakan rokok atau merokok bagi banyak individu sudah menjadi kebiasaan ataupun perilaku. Pengguna rokok atau perokok bukan hanya laki-laki berumur, melainkan juga perempuan dan para remaja. Bahkan jumlah para perokok remaja terus bertambah tiap tahunnya. Mengutip dari laman tempo.co, data Global Youth Tobacco Survey di Indonesia pada 2009 menunjukkan 20,3 persen pelajar SMP merokok. Data Riset Kesehatan Dasar pada 2007 menunjukkan prevalensi perokok usia lebih dari 15 tahun sebesar 33,4 persen dan angka tersebut meningkat menjadi 34,7 persen pada 2010. Remaja dengan perilaku merokok saat ini dianggap sebagai perilaku yang wajar di masyarakat, tingkat penyebaran perokok saat ini paling tinggi juga terjadi pada anak usia remaja (Durkin dan Helmi, 2010). Adanya pewajaran perilaku merokok pada remaja pun penyebaran perokok yang paling tinggi juga terdapat di remaja cukup membuat tanda tanya besar perihal apa yang membuat para remaja menjadi berteman baik dengan rokok.

Perilaku remaja yang sudah mulai aktif merokok ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Perilaku merokok dimulai dengan adanya rokok pertama. Studi Mirnet mengatakan bahwa perilaku merokok diawali oleh rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Menurut Nasution (2007), remaja mulai merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial, modelling (meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu determinan dalam memulai perilaku merokok. Alamsyah (2009) dalam penelitiannya menyebutkan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja diantaranya adalah pengetahuan remaja terhadap rokok, pengaruh lingkungan sosial, sarana dan prasarana yang tersedia dan alasan psikologis. Faktor-faktor ini mampu mempengaruhi perilaku merokok pada remaja karena masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif. Remaja lebih meniru kepada apa yang dia lihat atau dia dengar dari orang lain. Pada masa ini remaja menghadapi konflik tentang apa yang mereka lihat dan apa yang mereka pandang tentang struktur tubuh yang ideal (Wong, dkk, 2009). Melalui pemikiran-pemikiran tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ada berbagai macam faktor atau alasan mengapa remaja merokok, dan satu remaja dengan remaja lainnya sangat mungkin untuk memiliki alasan atau faktor yang berbeda. Dibalik tingginya angka remaja yang terpapar asap rokok, kita juga dihadapkan pada kenyataan yang lebih memprihatinkan lagi adalah dimana banyak remaja berpikir bahwa merokok tidak akan menimbulkan efek pada tubuh mereka sampai mereka mencapai usia middle age. Padahal faktanya hampir 90% remaja yang merokok secara regular dilaporkan sudah mulai merasakan efek negatif jangka pendek dari rokok (Doe dan Desanto, 2009). Beberapa penelitian mengatakan efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok tidak hanya efek jangka panjang berupa penyakit kronis, tapi juga efek jangka pendek yang dapat berupa peningkatan stres, bronkospasme, batuk, peningkatan denyut jantung, hipertensi, penyakit periodontal (rongga mulut), hingga ulkus 5 peptikum (Doe dan Desanto, 2009). Bahkan menurut Tobacco Atlas 5th edition (2015) merokok merupakan penyebab bagi hampir 90% kanker paru, 75% penyakit paru obstruktif (PPOK), dan 25% dari penyebab serangan jantung. Pada perokok aktif, bahaya merokok mengancam seluruh oragan tubuh, mulai dari gangguan fungsi sampai kanker, seperti pada jantung dan pembuluh darah (penyakit jantung koroner dan stroke), saluran pernafasan (PPOK, asma, dan kanker paru), saluran cerna (kanker mulut, kenker lidah, dah kanker nasofaring), dan gangguan system reproduksi dan kehamilan (kecacatan janin, keguguran, infeksi panggul dan kanker serviks). Dampak dari rokok tersebut tidak hanya timbul pada perokok aktif, perokok pasif juga terancam mengalami gangguan fungsi dan kanker pada organ tubuh (Kemenkes RI, 2014) dan dalam catatan Kementerian Kesehatan, kematian yang berkaitan dengan konsumsi rokok mencapai 200 – 300 ribu orang per tahun.

Merokok merupakan masalah yang belum dapat terselesaikan hingga saat ini. Diberlakukannya kebijakan dan peraturan yang tegas terhadap rokok seharusnya membuat perilaku merokok di kalangan remaja semakin berkurang, namun kenyataannya tidak demikian dan cenderung sebaliknya. Kenyataannya pada hasil Riskesdas terakhir membuktikan angka semakin tinggi penggunaan rokok. Merokok sudah melanda berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan (Pusat Promkes Kemkes RI, 2013). Hal ini hanya membuktikan bagaimana kita harus berjuang lebih giat lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memberi tahu bahaya merokok atau dampak-dampak negatif dari merokok agar dapat meminimalisir jumlah perokok. Maka dari itu diperlukan agen atau sebuah pemasaran sosial untuk memberikan penyadaran dan afeksi mengenai rokok dan bertujuan remaja SMP ini mau menjadi agen anti rokok. Yang mana sebagai agen anti rokok, remaja ini memiliki pengetahuan jika merokok apa dampaknya kepada orang lain yang tidak merokok dan dampak kepada dirinya sebagai perokok, sehingga adanya kesadaran bahwa merokok itu tidak sehat.

Analisis Situasi

Lokasi yang dipilih untuk pemasaran sosial anti rokok, ialah SMPN 5 Depok, yang berada pada kelurahan beji, lebih tepatnya Jalan Mandar No 30, Beji Timur, Kota Depok, Jawa Barat, untuk mencapai ke lokasi sasaran pemasaran anti rokok ini ada dua cara, jika memakai motor, mahasiswa/i yang akan melakukan pemasaran di SMPN 5 Depok, akan melewati PNJ, keluar melewati jembatan diatas tol, lalu lurus sampai Jalan M.I. Ridwan Rais dengan patokan Lapangan Sepakbola Beji Timur sebelah kiri, belok kanan untuk sampai tujuan ke Jalan Mandar No. 30, sekolah terletak di sebelah kiri, cara kedua, dengan menaiki mobil, mahasiswa/i bisa membawa mobil/order angkutan online mobil, dengan keluar UI, menuju jalan margonda sampai lampu merah pertigaan besar jika belok kiri menuju Juanda, dan lurus kearah depok lama, tujuan dari lampu merah belok kanan, dan disana jalan gang di sebelah kiri kanan perumahan kecil dengan penjual tanaman, dari jalan tersebut, mobil akan menyeberangi rel kereta dari stasiun pondokcina, setelah itu mobil belok ke kiri dengan patokan gapura disitu jalan Ketapang, dari masuk ke jalan gang kecil jalan ketapang merupakan jalan yang dapat dilewati oleh dua motor dari arah berlawanan dan satu mobil saja, dari jalan ketapang lurus sampai pertigaan gang, belok kanan, lalu diluar sudah dekat dengan Masjid At Taqwa (yang merupakan jalan sebelum Lapangan Sepakbola Beji Timur) dari jalan tersebut tinggal mengikuti jalan seperti cara sebelumnya, sebelum melakukan assesment, perlu diperhatikan potensi atau aset dari komunitas, lingkungan sekitar sekolah SMPN 5 Depok, merupakan lingkungan tenang dari suasana ramai maka jalan sekitar sekolah hanya ramai ketika saat jam pulang sekolah dan sebelum bel masuk sekolah karena ada pengantar jemput murid-murid, sementara itu di sebelah kiri posisi gedung SMPN 5 Depok merupakan wilayah Tempat Pemakaman Umum, selain itu suasana tempat tinggal di sekitar sekolah berbentuk perumahan komplek bukan perkampungan dimana rumahnya tidak tinggal berdempetan maka berjarak, bahkan didepan lingkungan sekolah hanya ada dua warung, satu warung berfokus kepada kebutuhan sekolah siswa/i seperti menjual buku tulis, pulpen, dll didepan warung tersebut ada pedangan asongan, serta warung kedua yg menjual beberapa makanan kecil berupa snack atau minuman susu, jasjus,dll, seperti jajanan biasanya.

📷

Gambar 1.2.a.Jalan melalui Margonda Menuju Jalan Ketapang untuk ke SMPN 5 Depok Jika Menaiki Mobil.

Sumber : Google Maps, SMPN 5 Depok, Jalan Mandar No.30, Beji Timur.

📷

Gambar 1.2.b. Jalan Menuju SMPN 5 Depok, Dengan Motor melalui Pintu Keluar PNJ dengan Patokan Lapangan Sepakbola Beji Timur untuk sampai ke lokasi.

Sumber : Google Maps, SMPN 5 Depok, Jalan Mandar No.30, Beji Timur.

📷

Gambar 1.2.c.Lokasi Didepan sekolah terdapat warung yang menjual jajanan kecil seperti minuman susu, jasjus,dan snack

Sumber : Google Earth, SMPN 5 Depok, Jalan Mandar, No 30, Beji Timur

📷 Gambar 1.2.d. Lokasi di depan sedikit lebih maju dari gambar 1.2.3 yaitu warung yang menjual buku tulis, pensil,dan pulpen. Disertai pedagang asongan.

Sumber : Google Earth, SMPN 5 Depok, Jalan Mandar, No 30, Beji Timur

📷

Gambar 1.2.e. Tempat Pemakaman Umum, Posisi disebelah kiri SMPN 5 Depok

Sumber : Google Earth, SMPN 5 Depok, Jalan Mandar, No 32, Beji Timur

📷

Gambar 1.2.f. Tempat Pemakaman Umum Bambon, yang berlokasi disebelah kiri SMPN 5 Depok

Sumber : Google Earth, SMPN 5 Depok, Jalan Mandar, No 32, Beji Timur

Identifikasi Potensi atau Aset Komunitas

Potensi yang dimiliki SMPN 5 Depok ialah, pengetahuan dan sadar akan bahayanya rokok kesiapapun baik pasif maupun perokok aktif, dari pemasaran sosial ini audiens dari pemasaran sosial anti rokok memiliki potensi dengan memakai dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya seperti mengisi kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan lomba yang pastinya memberi dampak positif kembali kepada audiens, tapi poin penting dari potensi atau aset yang dimiliki audiens, audiens mau menjadi agen anti rokok sebagai hasil dari pemasaran sosial anti rokok.

Identifikasi Permasalahan

Di SMPN 05 Depok, terdapat murid sekolah yang merokok, dimana kebiasaan merokok ini dimulai dari ajakan teman sekelas dan rasa penasaran untuk merokok, upaya untuk mencoba merokok ini dimulai dari lingkungan pergaulan murid dimana ada tongkrongan dengan 300 meter jarak dari sekolah, terdapat tongkrongan,dimana siswa yang menghabiskan waktu seusai pulang sekolah dengan merokok berdasarkan dari Informasi guru Bimbingan Konseling, Bu Ning, karena hal ini terdapat dari laporan guru yang melihat siswa yang merokok di tempat tersebut, maka sesuai tujuan dari pemasaran sosial anti rokok ini. Potensi murid-murid SMP ini diharapkan mengetahui lebih mengenai, merokok memberikan dampak seperti apa, dan mengisi kegiatan baik didalam dan diluar sekolah dengan aktivitas yang positif, menyehatkan badan, dan tentunya mengarah kepada tindakan yang mencerminkan murid teladan yang berprestasi, selain itu siswa/i sasaran dari pemasaran sosial berpotensi menjadi agen anti rokok melalui kampanye di media sosial dengan aset yang dimiliki merupakan pengetahuan dari sosialisasi ini

Analisis Audiens

Audiens yang hadir ialah murid kelas 7 dan kelas 8, karena mayoritas yang memiliki masalah dengan merokok dan ketahuan serta telah diberi sanksi oleh pihak sekolah merupakan murid kelas 7 dan kelas 8 karena kepada dua masa kelas itu waktu belajar tidak begitu semendalam kelas 9 serta pada masa awal-awal SMP rasa akan penasaran sangatlah tinggi untuk mencoba sesuatu, sedangkan kelas 9 merupakan fase dimana murid tersebut sudah benar-benar fokus kepada UN ( Ujian Nasional) disibukkan juga dengan persiapan untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA/SMK, maka dari itu audiens merupakan campuran dari kelas 7 dan kelas 8, selain itu audiens perlu mendapatkan hal yang menarik sehingga mereka mau menangkap informasi dan mengikuti dengan baik selama masa pelaksanaan program.

RENCANA PEMASARAN SOSIAL

Dalam melakukan pemasaran sosial, tim harus mengetahui target adopters dan juga berbagai rancangan kegiatan yang disesuaikan selama tahap assesment di SMPN 5 Depok. Oleh karena itu, perencanaan program perlu dibuat supaya memudahkan proses intervensi yang nantinya dilakukan kepada komunitas sasaran yaitu Siswa kelas 7 dan 8 di SMPN 5 Depok dengan kriteria tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.

Tahap Intervensi Sosial

Dalam proses melakukan kegiatan pemasaran sosial, kelompok melakukan beberapa tahapan intervensi sosial khususnya bagi siswa kelas 7 dan 8 di SMPN 5 Depok, sebagai berikut:

Tahap Engagement

Tahapan pertama dalam melakukan intervensi yang dilakukan adalah melakukan observasi terkait dengan tempat, kondisi situasi dan juga perilaku individu di tempat tersebut. Dalam observasi yang dilakukan kami menemukan bahwa tempat tersebut sesuai dengan kriteria yang ditentukan sehingga selanjutnya kami melakukan persiapan administrasi di sekolah tersebut. Berdasarkan dengan kriteria yang ditentukan, kami memilih SMPN 5 Depok sebagai tempat melakukan pemasaran sosial kelompok kami. Pilihan atas lokasi tersebut didasari oleh akses yang mudah dijangkau dan juga berdasarkan dengan rekomendasi anggota kelompok kami serta ada tempat-tempat yang memang mendukung para siswanya melakukan kegiatan merokok. Pengurusan Izin masuk dalam sekolah menjadi titik awal kami untuk membangun relasi. Kami melakukan kontak awal bertama kali dengan petugas keamanan sekolah yang kemudian diarahkan ke guru piket SMPN 5 Depok serta berakhir di Guru BK SMPN 5 Depok yang menjadi Gate Keeper kami untuk masuk dalam sekolah tersebut.

Tak hanya itu, kami juga melakukan persiapan petugas dengan melakukan studi literatur terkait dengan pemasaran sosial yang kami lakukan mengenai perilaku merokok. Kami juga membangun relasi dengan para guru untuk menciptakan hubungan yang baik.

Tahap Assessment

Tahapan ini merupakan langkah selanjutnya ketika secara administrasi kegiatan atau program pemasaran sosial yang kami lakukan disetujui oleh pihak sekolah. Disamping itu, relasi yang terjalin merupakan modal penting dalam tahap ini untuk proses pengumpulan data terkait dengan perilaku merokok Tahap ini merupakan tahap Assessment atau tahapan dimana kelompok berusaha melakukan menilai permasalahan yang ada pada lingkungan komunitas dan apa potensi yang kira-kira bisa dimanfaatkan dari komunitas tersebut. Seperti yang sudah diketahui, bahwa masalah yang difokuskan dalam intervensi sosial mengenai perilaku merokok terhadap anak yang berusia 13-15 tahun. Hal ini memudahkan kami untuk mengetahui masalah tersebut secara lebih cepat dan mudah serta mendalam dengan wawancara bersama beberapa guru dan pihak keamanan di SMPN 5 Depok untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh komunitas yang bersangkutan.

Planning

Tahap planning atau perencanaan merupakan tahap penting untuk menyusun strategi yang akan digunakan dalam melakukan program pemasaran sosial mengenai dampak merokok kepada Para siswa di SMPN 5 Depok dengan maksimal dan juga berjalan dengan efektif. Oleh karena itu, di tahap ini tim harus menyusun strategi tersebut berdasarkan data dan juga hasil yang didapatkan pada tahap assesment sebelumnya.

Implementation

Di tahap pelaksanaan, berbagai strategi dan perencanaan di tahap sebelumnnya akan diterapkan dan juga dilakukan sesuai rencana sehingga partisipasi aktif dan kerjasama dari para siswa di sekolah melalui berbagai kegiatan seperti sosialisasi, games, dan juga campaign dapat dilakukan dengan baik. Managemen waktu di tahap ini harus menjadi pertimbangan penting karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah kepada kelompok pemasaran sosial kami sehingga rencana yang dibuat harus dilakukan berdasarkan urutan yang sudah ditetapkan.

Evaluation

Tahapan evaluasi merupakan tahapan yang dilakukan ketika kegiatan implementasi dilakukan dan juga sesudah kegiatan itu dilakukan. Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting, karena melalui evaluasi juga merupakan tahapan penilaian mengenai apakah kegiatan yang dilakukan sudah berjalan baik atau belum dan untuk mengetahui apakah tujuan yang direncanakan sebelumnya sudah tercapai atau belum. Proses evaluasi dilakukan oleh kelompok pada setiap kegiatan yang dilakukan diantaranya mulai dari tahap Assesment, planning, dan implementasi. Dalam rangka mengetahui pengaruh program dan kegiatan yang dilakukan, kelompok menyusun Pre-test dan Post-test yang kemudian dibagikan untuk diisi oleh para siswa di SMPN 5 Depok berupa pertanyaan-pertanyaan

closed question dan open question.

Untuk mengevaluasi kegiatan secara keseluruhan, kami mempertimbangkan Sembilan indikator keberhasilan yang dikemukakan oleh Feurstein (dalam Adi, 2013), yaitu:

a. Indikator Ketersediaan (Indicators of Availability). Indikator ini melihat apakah unsur yang seharusya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada.

b. Indikator Relevansi (Indicators of Relevance). Indikator ini menunjukkan seberapa relevan ataupun tepatnya sesuatu yang teknologi atau layanan yang ditawarkan.

c. Indikator Keterjangkauan (Indicators of Accesibility). Indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih berada dalam „jangkauan‟ pihak-pihak yang membutuhkan.

d. Indikator Pemanfaatan (Indicators of Utilisation). Indikator ini melihat seberapa banyak suatu layanan yang sudah disediakan oleh pihak pemberi layanan, dipergunakan

(dimanfaatkan) oleh kelompok sasaran.

e. Indikator Cakupan (Indicators of Coverage). Indikator ini menunjukkan proporsi orang-orang yang membutuhkan sesuatu dan menerima layanan tersebut.

f. Indikator Kualitas (Indicators of Quality). Indikator ini menunjukkan standar kualitas dari layanan yang disampaikan ke kelompok sasaran.

g. Indikator Upaya (Indicators of Efforts). Indikator ini menggambarkan berapa banyak

upaya yang sudah „ditanamkan‟ dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

h. Indikator Efisiensi (Indicators of Efficiency). Indikator ini menunjukkan apakah sumber

daya dan aktivitas yang dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna (efisien), atau tidak memboroskan sumber daya yang ada dalam upaya mencapai tujuan.

i. Indikator Dampak (Indicators of Impact). Indikator ini melihat apakah sesuatu yang kita lakukan benar-benar memberikan suatu perubahan di masyarakat.

Terminasi

Tahap terminasi merupakan tahap yang menandai berakhirnya segala hubungan

formal dengan kelompok komunitas sasaran. Tahap ini menandakan bahwa kelompok bersiap untuk meninggalkan lokasi intervensi dan menandakan berakhirnya kegiatan pemasaran sosial yaitu SMPN 5 Depok.

Dari segala tahapan yang telah disampaikan, kunci penting dalam pemasaran sosial ini adalah keterlibatan dan kerjasama serta peran aktif dari komunitas sasaran perlu dipertimbangkan dengan baik mulai dari awal kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi agar perubahan terencana yang dilakukan menunjukan hasil yang baik dan berkesinambungan.


 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


©2019 by yoni.pras's journal. Proudly created with Wix.com

bottom of page